Muhammad yang Agung

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qolam: 4)

Di Amerika Serikat telah diterbitkan sebuah buku berjudul “The 100” yang berisi tentang seratus orang terbesar dalam sejarah. Michael H. Hart, seorang sejarawan, ahli matematika dan astronom Amerika Serikat, menulisnya dalam bentuk buku novel. Dia telah mencari-cari dalam sejarah, orang-orang yang telah memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia.

Dalam buku ini, dia menceritakan seratus orang yang sangat berpengaruh termasuk Asoka, Aristotle, Buddha, Confucius, Hitler, Plato dan Zoroaster. Dia meletakkan urutan-urutan tokoh no 1 sampai 100 bukan berdasarkan pandangan pengaruh tokoh tersebut kepada orang-orang, tetapi dia mengevaluasinya berdasarkan tingkatan pengaruh dan keunggulan masing-masing tokoh dari no 1 sampai 100. Dia nemberi alasan mengapa dia meletakkan urutan tokoh tersebut. Kita tidak harus setuju dengan pendapat Hart ini, tetapi kita menghargai penelitian dan kejujurannya ini.

Hal yang paling mencengangkan adalah pilihannya untuk menempatkan Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam di urutan no 1. Pertama dari 100! Hal ini menegaskan, tanpa dia ketahui, Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21,
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullahs Itu suri teladan yang baik bagimu. ”

Yesus berada di no. 3. Penempatan Rasulullah di urutan no 1 oleh Hart tentu saja menggembirakan kaum Muslimin; tetapi hal ini mengecewakan non-Muslim, terutama Yahudi dan Kristen. Yesus no. 3 dan Musa Alaihissalam no. 40! Hal ini sulit diterima mereka. Tetapi apa yang dikatakan Hart? Inilah argumentasinya:

Meskipun jumlah umat Kristen lebih banyak dari umat Islam di dunia ini, mungkin kelihatannya aneh bahwa Muhammad berada di urutan lebih tinggi dibanding Yesus. Ada dua alasan mengenai hal tersebut:

Pertama, Muhammad memegang peranan lebih penting dalam pengembangan Islam dibanding peranan Yesus dalam pengembangan Kristen. Meskipun Yesus bertanggung jawab terhadap ajaran tata susila dan moral Kristen (sejauh ini berbeda dengan ajaran Yahudi), St. Paullah yang mengembangkan agama Kristen, penyebar dan penulis sebagian besar dari Kitab Perjanjian Baru.

Kedua, Muhammad bagaimanapun juga bertanggungjawab atas agama Islam, ajaran tata susila dan prinsip moral. Selain itu, dialah yang memegang kunci utama dalam penyebaran agama Islam dan membangun peradaban Islam. (Michael H. Hart dalam bukunya The 100 halaman 38-39).

Paul Pendiri Agama Kristen

Menurut Hart, penghargaan terhadap pendiri Kristen harus dibagi antara Yesus dan St. Paul. Hart percaya bahwa sebenarnya Paul itulah yang mendirikan Kristen. Saya tidak bisa berargumentasi dengan Hart. Dari total 27 Kitab Perjanjian Baru, lebih setengahnya ditulis oleh Paul. Jika kamu memperhatikan apa yang disebut A red letter Bible (huruf bertinta merah dalam Bibel) kamu akan menemukan bahwa setiap kata-kata yang berasal dari ucapan Yesus ditulis dengan tinta merah sedang yang bukan dengan tinta hitam biasa. Jangan heran kalau kamu menemukan bahwa dalam “Injil” yang merupakan Kitab Suci Yesus, sembilan puluh persen lebih dari 27 Kitab Perjanjian Baru ditulis dengan tinta hitam.

Ini merupakan pengakuan terus terang dalam Injil. Bahkan Misionaris Kristen mengakui bahwa sebenarnya 100% berasal dari Paul.

Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. [Kisah Para Rasul 11:26]

Jadi isitilah Kristen baru dikenal setelah Yesus diangkat ke langit kemudian Paulus mulai menjadi nabi palsu. Kristen baru dikenal pada tahun 49 Masehi di Antiokhia. Kristen bukan ajaran yang dibawa Yesus.

Tak Seorang pun Mengikuti Yesus

Yesus berkata, ‘Jika kamu mengasihi aku, kamu akan menuruti segala perintahku’ (Yohanes 14: 15).

Dia berkata lebih lanjut: Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam kerajaan surga. (Matius 5: 19)

Setiap orang Kristen yang kamu tanyai “Apakah kamu mengikuti hukum dan Firmannya?” Mereka akan menjawab, “Tidak!” Jika kamu tanyakan lagi, “Mengapa tidak?” Bila ia adalah orang yang tidak taat pada Bibel maka ia akan menjawab, “Hukum tersebut sudah kuno dan dibuang. Kita hidup dalam zaman modern sekarang”.

Setiap kali kamu ingatkan dia dengan apa yang dikatakan Tuhan Yesusnya, dia akan mendebatmu dengan kata-kata dari Korintus, Galatia, Efesus, Filipi dan lain-lain. Jika kamu tanyakan, “Siapa yang menulis semua surat itu?”
Mereka menjawab, “Paul, Paul, Paul”.

Kamu bertanya lagi, “Siapa Tuhanmu?”
Dia akan menjawab, “Yesus”. Tapi dia akan segera membantah bahwa Yesus adalah sama dengan Paul.
Tak seorang pun umat Kristen yang memperdebatkan kenyataan bahwa pendiri sebenarnya dari agama Kristen adalah St. Paul. Oleh karena itu, wajarlah apabila Michael H. Hart menempatkan Yesus pada urutan no 3.

Mengapa Memancing Kegusaran Penggemarmu?

Penempatan Yesus pada urutan ke 3 oleh Michael H. Hart menimbulkan pertanyaan besar kepada kita. Mengapa seorang Bangsa Amerika menerbitkan sebuah buku dengan 572 halaman di Amerika dan menjualnya seharga 5 dollar Amerika, padahal buku tersebut bisa merangsang kegusaran pembacanya?

Siapa yang akan membeli buku tersebut? Tentu saja bukan orang Pakistan atau Bangladesh atau Arab atau Turki! Tentu saja pembelinya adalah dari 250 juta orang Kristen dan 6 juta orang Yahudi di Amerika Serikat. Lalu mengapa mereka memancing pembacanya? Tidakkah mereka mendengar pepatah, “Pelanggan itu selalu benar!” Tentu saja dia mengetahuinya. Lalu mengapa dia nekat dengan keputusannya untuk tetap menerbitkan buku tersebut? Sebelum saya menutup episode Hart ini, mari kita dengarkan alasan atas keberaniannya:

“Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan pertama dari daftar orang-orang yang paling berpengaruh mungkin mencengangkan bagi sebagian pembaca dan menjadi pertanyaan besar bagi mereka, tetapi memang sepanjang sejarah hanya dialah satu-satunya orang yang paling berpengaruh baik dalam keagamaan maupun dalam keduniaan.” (Michael H. Hart. Dalam The 100: A ranking of the Most Influential Persons in History, New York: Hart Publishing Company, Inc. 1978. Halaman 33).

Siapa Pemimpin Terbesar Dalam Sejarah

Majalah Time, 15 Juli 1974

Majalah terkenal “Time” menempatkan rubrik dengan judul tersebut di sampul depannya. Di dalam majalah tersebut berisi sejumlah artikel yang bertema “Apa yang membuat seseorang menjadi pemimpin besar? Sepanjang sejarah, siapa yang berkualitas sebagai pemimpin besar?” Time mewawancarai sejumlah ahli sejarah, penulis, pejabat militer, pelaku bisnis dan profesi lainnya. Tiap-tiap orang mengemukakan tokoh pilihannya seobyektif mungkin berdasarkan kepedulian dan persangkaannya masing-masing.

Di antara penyumbang pendapat ke “Time”, kelihatannya tak seorang pun yang bisa mengabaikan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.

William McNeill, ahli sejarah berkebangsaan Amerika dari Universitas Chicago mengatakan:
“Jika kamu mengukur kepemimpinan berdasarkan pengaruhnya, maka kamu akan menyebut Yesus, Buddha, Muhammad, Confucius, sebagai orang-orang yang suci di dunia….”

McNeill tidak menyebut secara mendetail dan tidak memberikan alasan mengapa dia menempatkan Yesus pertama dan Muhammad ketiga. Mungkin hanya karena kebiasaan. Hal ini wajar karena McNeill adalah seorang Kristen. Bagaimanapun juga, kita tidak akan berargumentasi dengannya.

James Gavin, purnawirawan Angkatan Darat Amerika. Serikat, mengatakan:
“Di antara pemimpin-pemimpin yang telah memberikan pengaruh yang besar selama hidupnya, saya mempertimbangkan Muhammad; Yesus Kristus, mungkin Lenin, mungkin Mao. Sebagai seorang pemimpin yang berkualitas sekarang ini saya akan memilih John F. Kennedy”.

Sang Jenderal tidak berkata banyak, tetapi kita salut kepadanya. Untuk menuliskan nama Muhammad sebelum Yesus memerlukan keberanian yang besar.

Jules Masserman, Psykoanalis dan Profesor di Universitas Chicago Amerika Serikat, tidak seperti yang lain, memberikan dasar dari pemilihannya terhadap pemimpin terbesar sepanjang masa.

Dia ingin kita menemukan sendiri apa yang benar-benar kita cari dari seorang pemimpin. Dia memberikan kualifikasi seorang pemimpin. Seperti juga Michael H. Hart, dia mencari pemimpin berdasarkan pengaruh yang terbesar.

Bagaimanapun juga Masserman tidak mau kita tergantung pada kesenangan atau persangkaan kita saja. Dia ingin kita membangun standar objektifitas untuk menilai sebelum kita memutuskan mengidolakan seseorang sebagai pemimpin yang besar.

Dia berkata bahwa “Pemimpin harus memenuhi tiga fungsi….”

1. Pemimpin harus menyediakan kesejahteraan bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Pemimpin, siapapun dia harus memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya. Dia tidak boleh mengumpulkan sapi-sapi perah hanya untuk kerakusannya sendiri, seperti Pendeta Jim Jones dari Jonestown, Guyana. Anda mungkin mengingatnya sebagai seorang pemimpin upacara bunuh diri masal dengan 910 pengikutnya pada saat yang bersamaan. Luar Biasa.
Pemerintah Amerika Serikat mengejarnya dan hampir berhasil mengepungnya. Tetapi sebelum mereka berhasil menangkapnya, dia berpikir bahwa mereka tidak boleh memisahkan dirinya dari pengikutnya sehingga tak seorang pun yang bisa bersaksi menghianatinya. Dia mencampur minuman limun dengan Sianida dan mengajak pengikutnya untuk meminumnya. Mereka meminumnya dan mati bersama, pada saat yang sama, ditemukan bahwa Jim Jones telah menimbun 15 juta dollar Amerika Serikat dan menaruhnya dalam rekeningnya di berbagai negara.

2. Pemimpin atau calon pemimpin harus menyediakan suatu organisasi sosial dimana orang-orang merasa aman di dalamnya.
Tidak seperti Marxist, Fascist, Nazi, Neo-Nazi, Ashke-nazi dan Zionis, Professor Masserman dalam majalah Time tidak menguraikan lebih jauh. Tetapi berdasarkan keyakinan dan kepercayaannya, dengan jelas ia mencari bahwa seorang pemimpin akan menyediakan kehidupan sosial yang bebas dari egoisme, ketamakan dan rasisme karena sifat-sifat ini akan membawa mereka dalam kerusakan.
“Masih Banyak penderitaan dan dosa di sekitar kita ketidakadilan, penganiayaan, kesalahan dan kebencian. Keangkuhan yang mematikan hati nurani, Menghancurkan jiwa berkeping-keping menjadi daging yang menjijikkan. Debu-debu yang beterbangan, membentuk berhala-berhala untuk pemujaan, tanpa mengacuhkan serangan Tanduk yang besar dan mencoba membuat malu kebijakan yang benar Manusia masih menjalankan perbudakan penentangan secara halus mengakhiri perbudakan! Ketamakan masih berada disekitar kita memangsa kita dengan kekuatannya tidak lebih, … Kehalusan suara seseorang tercekik dalam teriakan yang serak dari kelompok dan kumpulan yang saling berteriak Apa yang mereka sebut slogan baru, kepalsuan lama yang menyesatkan.” (Abdullah Yusuf .Ali)

3. Pemimpin harus menyediakan suatu kepercayaan bagi pengikutnya.
Mudah untuk membicarakan tentang persaudaraan dan persahabatan antar manusia, tetapi sekarang ini di Afrika Selatan banyak sekte dan golongan-golongan kulit putih (orang keturunan Eropa) dan 3000 orang kulit hitam (keturunan Afrika).
Gereja-gereja kulit putih di negara saya sekarang ini banyak menghasilkan uskup-uskup kulit hitam tetapi pada 300 tahun awal-awal penaklukan Eropa, mereka tidak menghasilkan satupun uskup kulit hitam. Bahkan sampai sekarang, kulit hitam, kulit putih, kulit berwarna dan Indian tidak bisa beribadah bersama dalam gereja-gereja Belanda. Tak satu pun binatang buas yang sangat bermusuhan dengan sesamanya seperti sekte Kristen yang bermusuhan satu sama lain.
Berdasarkan ketiga standar di atas, Masserman mencari dan menganalisa dalam sejarah terhadap Louis Pasteur, Salk, Gandhi, Confucius, Alexander yang agung, Caesar, Hitler, Buddha, Yesus dan lain-lain, akhirnya dia mengambil kesimpulan bahwa: “Mungkin pemimpin yang terbesar sepanjang waktu adalah Muhammad yang mengkombinasikan ketiga fungsi tersebut dan pada urutan berikutnya adalah Musa.”
Kita tidak bisa mengabaikan begitu saja pendapat Masserman ini, karena bahkan sebagai seorang Yahudi ia tetap juga menganalisa Adolf Hitler, musuh terbesar bangsanya. Dia mempertimbangkan Adolf Hitler sebagai pemimpin yang besar. Ras Jerman yang terdiri dari 90 juta orang telah siap menuju kejayaan walaupun akhirnya hancur berantakan.
Hitler bukanlah pertanyaan kita. Pertanyaannya adalah mengapa Masserman, seorang Yahudi Amerika yang mengabdi pada pemerintah, mengumumkan kepada bangsanya sendiri yang terdiri 200 juta umat Yahudi dan Kristen bahwa bukan Yesus atau Musa tetapi Muhammad itu1ah pemimpin terbesar sepanjang waktu!

Mereka yang berakal budi dan tidak dipengaruhi oleh doktrin-doktrin sesat yang mematikan akal akan mengakui bahwa Muhammad Rasulullah saaw adalah manusia paling agung yang pernah ada dan tak akan pernah ada lagi manusia yang lebih agung ataupun menyamai Muhammad Rasulullah saaw. Bahkan mereka mengakui bahwa Muhammad Rasulullah saaw lebih agung dari Yesus, manusia yang disembah oleh orang Kristen. Jika Muhammad Sang Utusan Allah lebih agung dari Yesus, lalu bagaimana dengan Allah yang mengutus Muhammad Rasulullah saaw? Maka sembahlah Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang haq (agama yang benar) untuk memenangkannya atas seluruh agama yang lain, walau orang-orang kafir dan orang-orang musyrik itu tidak menyukai hal tersebut.

Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (QS. At-Taubah: 33)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *