Benarkah Yesus adalah anak Allah secara harfiah? Tentu saja tidak. Anak berarti hamba. Bapa berarti Tuhan. Anak-anak Tuhan berarti hamba-hamba Tuhan. Anak tunggal Tuhan berarti hamba Tuhan yang terpilih, yang sangat disayangi, anak semata-wayang. Anak sulung Tuhan berarti hamba Tuhan yang pertama kali beriman di zamannya. Yesus dan Israel mempunyai Bapa yang sama, artinya mempunyai Tuhan yang sama. Bahkan Yesus mempunyai Ilah yang sama, Yesus menyembah Ilah yang sama.
BERBAHAGIALAH SEGALA ORANG YANG MENDAMAIKAN ORANG, KARENA MEREKA ITU AKAN DISEBUT ANAK-ANAK ALLAH. [Matius 5:9]
KATA YESUS: “AKU AKAN PERGI KEPADA BAPAKU DAN BAPAMU, KEPADA ALLAHKU DAN ALLAHMU.” [Yohanes 20:17]
KAMU MENJADI ANAK-ANAK BAPAMU YANG DI SORGA [Mat. 5:45]
ISRAEL ADALAH ANAKKU, ANAKKU YANG SULUNG. [Keluaran 4:22]
AKU TELAH MENJADI BAPA ISRAEL; DAN AFRAIM ADALAH ANAK SULUNGKU. [Yeremia 31:9]
INILAH ANAKKU YANG KUKASIHI, KEPADANYALAH AKU BERKENAN. [Matius 3:17]
AKU DIDALAM MEREKA DAN ENGKAU DIDALAM AKU SUPAYA MEREKA SEMPURNA MENJADI SATU, AGAR DUNIA TAHU, BAHWA ENGKAU YANG MENGUTUS AKU DAN BAHWA ENGKAU MENGASIHI MEREKA, SAMA SEPERTI ENGKAU MENGASIHI AKU. [Yohanes 17:23]
Penggunaan istilah anak tunggal ini juga dapat dilihat pada Tobit 8:17: “Terpujilah Engkau, karena kedua anak tunggal itu telah Kaukasihani. Berilah mereka, ya Tuhan, belas kasihan dan perlindungan, dan biarlah mereka meneruskan hidup mereka dengan senang dan belas kasihan!” Jika benar anak tunggal, mengapa ada dua? Jadi jelas bahwa anak tunggal di sini hanyalah istilah.
Bahkan dalam Terjemahan Lama, Yohanes 1:14 itu berbunyi: “Maka Firman itu telah menjadi manusia serta tinggal di antara kita (dan kami sudah memandang kemuliaan-Nya, seperti kemuliaan Anak yang tunggal yang daripada Bapa), penuh dengan anugerah dan kebenaran.”
Dengan Yesus di dalam para murid dan para murid di dalam Yesus, dan Allah mengasihi para murid Yesus sebagaimana Allah menyayangi Yesus, seharusnya para murid Yesus juga menjadi anak-anak pilihan, yang Allah berkenan kepada mereka (radhiyallahu ‘anhum = keridhoan/perkenanan/kerelaan Allah atas mereka). Maka para murid utama Yesus juga anak-anak tunggal Allah. Mereka adalah mu`min sejati.
Katakanlah: “Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?” Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama sekali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.” [QS. Al-An’am (6): 14]
(Ibrahim berkata:) “Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. [QS. Al-An’am (6): 163]
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman“. [QS. Al-A’raf: 143]
Sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami adalah orang-orang yang pertama-tama beriman. [QS. Asy-Syu’ara` (26): 51]
Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri (taslim/menjadi Islam). [QS. Az-Zumar (39): 12]
Begitulah anak sulung Allah, hamba yang pertama-tama berserah diri dan beriman kepada Allah di zamannya masing-masing. Tidak ada bukti bahwa Allah mempunyai anak secara harfiah. Jika Allah memang mempunyai anak secara harfiah, maka aku adalah orang pertama yang akan memulyakan dan menyembahnya. Mahasuci Allah dari mempunyai anak. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan.
Katakanlah (wahai Muhammad), “Jika benar Tuhan Yang Mahapemurah mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).” Maha Suci Tuhan Yang empunya langit dan bumi, Tuhan Yang empunya `Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu. [QS. Az-Zukhruf (43): 81-82]