Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Ali Imran: 114)
Menegur dan mengajak adalah dua hal yang berbeda fungsi. “Menegur” lebih cenderung kepada usaha menyadarkan baik dengan lisan maupun perbuatan. Misalnya Anda ingin anak Anda bangun dari tidurnya, maka Anda berkata kepadanya agar dia bangun atau Anda menggoyang badannya agar segera bangun. Hal tersebut merupakan langkah penyadaran.
Adapun “mengajak” adalah suatu usaha untuk menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu. Misalnya Anda berkata kepada anak Anda, “Ikut ayah ke toko buku yuk!” atau Anda membawa serta anak Anda yang masih kecil dengan menuntunnya atau menggendongnya. Hal tersebut merupakan langkah penggerakkan.
Kedua hal ini, menegur dan mengajak, perlu dilakukan oleh orangtua kepada anak-anaknya agar mereka dapat menjadi anak-anak yang shalih. Para orangtua jangan hanya menegur dan menuntut anaknya agar sadar bahwa syaithan adalah musuh manusia. Akan tetapi mereka juga harus membantu anak-anak mereka berperang melawan syaithan dengan mengajak anak-anak mereka keluar dari lembah syaithan yang gelap kepada puncak cahaya.
Para orangtua jangan hanya menegur anak-anak mereka untuk shalat, tetapi juga mengajak anak-anak mereka untuk shalat, untuk membaca dan mengkaji Al-Qur`an, untuk bersedekah, untuk belajar dengan giat. Para orangtua harus mendampingi anak-anak mereka untuk menggapai kemenangan. Cobalah lihat induk ayam yang selalu melindungi dan mendampingi anak-anaknya yang lebih dari satu. Jika ayam saja bisa, mengapa manusia tidak?
Mengancam dan mencegah juga memiliki fungsi yang berbeda. Mengancam merupakan usaha untuk memberitahukan anak akan akibat dari perbuatan buruk. Sedangkan mencegah adalah usaha agar anak tidak dapat mendatangi keburukan.
Jika Anda melihat anak Anda memegang segelas racun, saya rasa tidak cukup hanya dengan mengancam dia dan berkata, “Nak, jika kau minum racun itu, maka kau akan mati.” Tetapi Anda juga harus mencegah dengan mengambil racun itu dan meletakkannya di tempat yang tidak dapat dia jangkau, atau membuangnya sama sekali. Begitu juga ketika Anda melihat bahwa anak Anda melakukan hal yang melanggar syariat, maka Anda tidak cukup mengancam dia dengan kebinasaan dan kerugian yang besar, tetapi Anda juga harus mencegah dia dari perbuatan menyimpang itu.
KENDALA
Ada beberapa hal yang menyebabkan para orangtua enggan menegur dan mengajak anak-anak mereka untuk berbuat baik, serta mengancam dan mencegah anak-anak dari perbuatan buruk. Antara lain:
1. Takut yang berlebihan. Sebagian orangtua takut dicemooh anak-anaknya sebagai orangtua cerewet, kolot, dsb. Padahal para pejuang negeri ini tidak takut untuk mengorbankan jiwa dan harta mereka, apalagi kalau hanya dicemooh. Maka contohlah para pejuang itu, yang berjuang untuk membebaskan bangsa ini dari belenggu musuh. Dan syaithan adalah musuh manusia yang sungguh nyata adanya.
2. Tidak peduli. Sebagian orangtua ada yang tidak peduli, apakah anaknya itu akan bahagia atau akan binasa. Maka mereka pun membiarkan anak-anaknya bergaul dengan bebas bersama syaithan.
3. Tidak sayang. Sebagian orangtua juga ada yang tidak sayang dengan anak-anak mereka. Mungkin pernyataan ini agak aneh. Tetapi itulah faktanya. Dan rasa tidak sayang ini lama-kelamaan berubah menjadi rasa benci. Maka dari itu, jika Anda memang menyayangi anak-anak Anda, lakukanlah amar ma’ruf nahi munkar terhadap mereka.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6)
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat). (QS. Ibrahim: 41)