Dzikrulloh

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. [Al-Ahzab: 41]

Dzikir berarti mengingat. Dzikrullah berarti mengingat Allah, mengingat segala ni’mat pemberian-Nya, kasih-sayang-Nya, kekuasaan-Nya, segala kebaikan yang telah Dia lakukan terhadap kita. Allah Yang telah menciptakan dan menghidupkan kita, Dia juga yang telah memberi kita segala rizqi. Dia yang memberi kita pakaian dan makanan, menghidupkan kita pagi ini setelah kita mati di malam hari. Dia Yang menjaga kesehatan kita, Dia Yang merawat dan menyembuhkan kita di kala sakit. Dia Yang selalu memperhatikan kita. Dengan mengingat Allah maka akan kita dapatkan cahaya ketenangan dan optimisme di dalam diri kita. Hingga kita terhindar dari kegelisahan dan putus asa.

Dzikrullah merupakan kewajiban bagi setiap orang yang mengaku beriman. Jika kita melihat ayat di atas, maka sadarlah kita bahwa yang diseru itu adalah orang-orang yang beriman. Jika Allah memulai firman-Nya dengan kata ‘Hai orang-orang yang beriman’, maka perhatikanlah oleh kita apa yang akan Allah perintahkan atau apa yang akan Allah larang bagi kita. Dan yang Allah perintahkan dalam ayat ini adalah dzikrullah. Dalam ayat itu tidak ditentukan kapan waktunya, tidak pula ditentukan batasannya, akan tetapi dikatakan ‘dzikir yang sebanyak-banyaknya’. Maka, bagaimanapun posisi kita, berdiri, berjalan, duduk, berbaring, hendaknya kita tidak pernah lepas dari mengingat Allah. Kemana pun mata kita memandang, jangan pernah lupakan Allah.

HIKMAH DZIKRULLAH

Mengingat Allah itu akan mencegah kita dari perbuatan yang merugikan dan merusak. Mengingat Allah itu akan membuat kita merasakan ketenangan. Mushibah yang menimpa akan terasa ringan. Kesulitan yang datang akan menjadi mudah. Kebuntuan akan menjelma menjadi solusi. Kesempitan berubah menjadi kelapangan. Kemiskinan akan berubah menjadi kekayaan. Kesepian akan berubah menjadi keramaian. Bersama Allah segala hal menjadi indah.

BENCANA TERBESAR

Bencana terbesar yang menimpa manusia saat ini adalah kurangnya mereka mengingat Allah, bahkan mereka cenderung melupakan dan meninggalkan Allah. Hal inilah yang membuat kehidupan mereka menjadi porak-poranda. Kejahatan tersebar di mana-mana. Kegelisahan melanda hati setiap insan yang lalai. Mereka bertindak seperti orang yang tidak beriman akan Allah. Para gadis gelisah memikirkan jodohnya. Para orangtua gelisah memikirkan masa depan anak-anaknya. Para pria gelisah memikirkan rizkinya. Anak-anak kecewa akan orangtuanya. Pejabat takut kehilangan jabatannya.

Bukankah Allah itu Mahakuasa? Bukankah Allah itu Mahamengabulkan doa? Bukankah Allah itu tidak pernah menyalahi janji-Nya? Bukankah Allah itu Mahameluaskan rizki? Bukankah Allah telah memberikan kepada kita banyak hal? Sudah butakah kita hingga tidak dapat melihat ayat-ayat-Nya?

Bukankah Dia Yang Menghidupkan dan Menentukan? Bukankah Dia Yang Menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dari bumi, menurunkan air dari langit, menjadikan hewan ternak sebagai makanan dan kendaraan, menjadikan bumi sebagai tempat tinggal yang ideal, menjadikan udara untuk kita hirup, menjadikan matahari sebagai sumber energi, menjadikan atmosfer sebagai pelindung, menjadikan gunung sebagai pasak?

Sudah butakah kita hingga tidak dapat melihat bahwa pagi ini kita hidup dalam keadaan sehat karena kasih-sayang Allah? Bagi Anda yang bangun pagi ini dengan gigi sakit, ingatlah betapa ni’matnya gigi yang sehat! Bagi Anda yang hari ini bangun dengan kepala yang pening, ingatlah betapa ni’matnya kepala yang sehat! Bagi Anda yang pagi ini bangun dengan rumah yang utuh, ingatlah bahwa Allah-lah yang telah melindunginya dari kebakaran, gempa, tanah longsor, banjir, dan mushibah lainnya! Ingatlah Allah dan segala ni’mat yang telah ia beri! Pujilah Allah dan bersyukur pada-Nya! Berbuat baiklah sebagaimana Dia telah berbuat baik kepada kita! Berbaktilah kepadanya dan sayangilah makhluq-Nya! Dalam pengabdian seperti itu, maka akan kau temukan ketenangan sejati!

Berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. [QS. 28:77]

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *