Seluruh kemuliaan yang Allah tumpahkan di permukaan bumi dalam kehidupan di dunia ini telah Allah siapkan pada sosok sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantaranya adalah indahnya akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam bermasyarakat, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah panutan tunggal dan panutan utama dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sangat menyukai orang-orang yang memuliakan tetangganya, dan meremehkan tetangga merupakan hal yang sangat berbahaya dan tidak disukai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad :
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ
“Bukanlah seseorang yang sempurna imannya orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan.”
Bahkan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam banyak menyampaikan banyak hadits dalam Shahihul Bukhari dan Shahih Muslim tentang adab dan mu’’amalah terhadap tetanggga. Disebutkan dalam kitab Adabul Mufrad dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada istrinya untuk membagikan makanan kepada tetangganya, dan di saat itu tetangga yang terdekat dari pintu rumah beliau adalah orang yahudi, maka rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada istrinya : “apakah sudah kau berikan bagian untuk tetangga kita”, maka istri beliau menjawab : “belum wahai rasulullah, karena dia adalah seorang yahudi”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memberikan bagian itu meskipun dia seorang yahudi, karena ia adalah tetangga beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, demikian akhlak luhur sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan pula ketika salah seorang datang kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengadukan kepada beliau bahwa ia diganggu oleh tetangganya, maka Rasulullah memerintahkan kepada orang itu untuk mengeluarkan barang-barangnya dan meletakkannya di jalan agar orang-orang yang lewat di jalan itu terganggu, maka ia pun melaksanakan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan meletakkan barang-barangnya di jalan. Kemudian orang-orang yang lewat di jalan itu merasa terganggu dan semua orang yang lewat di jalan itu melaknat dan mencaci nya, maka Rasulullah berkata kepada orang itu : “Katakan kepada tetanggamu itu, bahwa seperti itulah yang diperbuat Allah kepadanya karena telah menyakiti tetangganya”. Maka orang yang mengganggu itu meminta maaf dan berjanji tidak akan lagi mengganggunya. Allah subhanahu wata’ala ingin menunjukkan bahwa orang yang mengganggu tetangganya, seperti itulah keadaannya dilaknat dan dicaci oleh orang lain, maka jika seseorang mengganggu tetangganya maka Allah yang melaknat orang tersebut.
Diriwayatkan oleh Al Imamul Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dikabari tentang seorang wanita yang shalihah, yang banyak melakukan ibadah, banyak berpuasa di siang hari dan selalu melakukan qiyamul lail, namun ia sering membicarakan aib tetangganya dan menyakiti perasaan tetangganya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa wanita itu tempatnya di neraka, karena dia tidak memuliakan tetangganya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤمِنُ باللهِ واليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
“ Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beriman pada hari akhir (kiamat) maka muliakanlah tetangganya”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling memuliakan tetanggannya, para sahabat berkata : “wahai Rasulullah, aku mempunyai dua orang tetangga, manakah yang harus aku dahulukan?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ tetangga yang paling dekat dengan pintu rumahmu”, indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diambil dari ceramah Habib Munzir di Masjid Al-Munawar pada hari Senin, 31 Oktober 2011 selepas sholat isya berjama’ah.