Pendidikan Anak

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [Qs. At-Tahrim: 6]

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ الصَّنْعَانِيُّ مِنْ الْيَمَنِ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Aziz telah menceritakan kepada kami Abu Umar Ash Shan’ani dari Yaman dari Zaid bin Aslam dari ‘Atha bin Yasar dari Abu Sa’id Al Khudzri dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Sungguh, engkau akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian, sehasta demi sehasta, sejengkal demi sejengkal, hingga kalaulah mereka masuk liang biawak, niscaya kalian mengikuti mereka.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, Yahudi dan Nasranikah?” Nabi menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” [Shohih Bukhori No.6775]

Anak adalah permata. Permata yang tiada tandingnya. Tapi adakah kita menyayanginya? Bagaimana bentuk kasih-sayang orangtua kepada anak menurut Islam?

Ada tiga tugas seorang ayah berkenaan dengan anaknya. Pertama, memberinya ibu yang baik. Kedua, memberinya lingkungan yang baik. Ketiga, memberinya pendidikan yang baik. Maka dari itu, menikahlah dengan wanita yang sholihah dan cerdas, atau didiklah isteri Anda agar menjadi isteri dan ibu yang sholihah. Kemudian carilah tempat tinggal yang kondusif, atau ajaklah tetangga-tetangga Anda untuk bersama-sama memperbaiki diri. Dan yang terutama, berilah pendidikan kepada anak dengan pendidikan yang baik menurut Islam.

PENDIDIKAN AKADEMIK

Pendidikan akademik anak merupakan tanggungjawab seorang ayah. Seorang ayah yang baik akan melengkapi dirinya dengan ilmu-ilmu agama. Sebab dalam ilmu agama terdapat ilmu dari berbagai aspek kehidupan, termasuk ilmu mendidik anak. Itulah bedanya agama Islam dengan agama-agama lainnya.

Jika memang seseorang tidak memiliki ilmu-ilmu agama yang cukup, atau kurang memiliki waktu untuk mengajar anak, maka tugas orangtua adalah menitipkannya kepada guru yang terpercaya.

PENDIDIKAN PRAKTIK

Pendidikan praktik juga merupakan tanggungjawab orangtua. Salah satu pendidikan praktik ini contohnya adalah seperti dalam salah satu hadits yang mana Nabi bersabda, “Perintahkanlah anak-anakmu yang telah berumur 7 tahun untuk mendirikan shalat. Dan pukullah anakmu jika dia meninggalkan sholat, padahal umurnya sudah 10 tahun.”

Tapi sayangnya, tidak banyak orangtua yang menyayangi anaknya. Mereka tidak peduli apakah anaknya cinta kepada Allah atau tidak. Tetapi jika anaknya merusak perabot rumah barulah mereka angkat bicara. Padahal ‘mutiara’ lebih mahal dari perabot rumah apa pun. Tetapi mereka tidak peduli jika ‘mutiara’ itu jatuh dan rusak. Apakah mereka tidak berfikir? Apakah mereka tidak menggunakan aqal mereka?

Jika Nabi saaw telah selesai mendirikan shalat Ashar berjamaah di Masjid, beliau saaw pulang menemui puteri-puterinya dan menanyakan apakah mereka telah mendirikan shalat. Jika sudah, maka Nabi mengajak mereka berkumpul dengan sebaik-baik pakaian dan mengajak mereka untuk berdzikir dan bershalawat serta mengajar mereka hingga maghrib.

Tapi para orangtua di zaman ini, mereka membiarkan anak-anak mereka menonton televisi selama yang mereka mau. Tidak ada teguran, tidak pula contoh tauladan. Bahkan mereka juga ikut menonton televisi atau justeru sibuk bergosip.

Mereka membiarkan anak-anak mereka meninggalkan shalat. Membiarkan anak-anak mereka mencontoh gaya berpakaian orang kafir. Membiarkan anak-anak mereka bergaul di luar tata kehidupan Islami. Membiarkan puteri-puteri mereka keluyuran di malam hari sambil membuka aurat mereka dan menantang Allah. Betapa tak berharganya ‘mutiara’ di zaman ini. Anehnya, ‘kotoran anjing’ dan ‘kotoran babi’ menjadi begitu mahal dan digandrungi. Dan para orangtua membiarkan ‘mutiara-mutiara’ mereka terjatuh di kubangan kotoran anjing dan babi. Tidakkah mereka berfikir?

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *