1. Penyusunan ayat dalam Al-Qur`an.
Penyusunan ayat dalam Al Qur’an adalah dari ALLAH Subhanahu wa Ta’ala lewat Jibril yang diajarkan kepada Rasul shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam. Dan ada yg berpendapat dari Ijma’ Shahabah radhiyallahu ‘anhum. Namun pendapat pertama yang rajih, yang kuat.
Pendapat yang pertama ini berdalilkan hadits Rasul shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam : “Ambillah Al-Qur’an dari empat orang, Abdullah bin Mas’ud, Salim (Ibn Ma’qil Maula Abi Hudzaifah), Mu’adz bin Jabal, dan Ubay bin Ka’b”. (HR Bukhari)
Empat sahabat diatas, dua orang yang pertama adalah dari Muhajirin, dan dua yang selanjutnya adalah dari Anshar. Dan bukanlah berarti hanya mereka yang hafal Al Qur’an, namun sebagian Ulama berpendapat bahwa Rasul shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam telah menjelaskan bahwa empat orang ini adalah yang sudah beliau ajarkan susunan Al-Qur’an, juga dalam Shahih Bukhari ketika Qatadah rodhiyallohu ‘anhu bertanya kepada Anas bin Malik ra : “siapakah yg mengumpulkan Al Qur’an sebelum Rasul saw wafat?”, maka Anas bin Malik ra menjawab : “Ubay bin Ka’b, Mu’adz bin Jabal, Zeyd bin Tsabit dan Abu Zeyd”.
Menurut Imam Qurthubi, tidaklah riwayat Anas bin Malik ra berarti tak ada yang mengumpulkan Al Qur’an dimasa hidupnya Rasul shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam, namun orang orang yang disebut oleh Anas bin Malik ra itu adalah yg benar benar diketahuinya memiliki kumpulan Al Qur’an secara lengkap. sebagaimana Sabda Rasul shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam.
[Sumber: Kitab Al Itqan fi Ulumil Qur’an oleh Imam Suyuthi juz 1 hal 284-296, dan Zubdatul Itqan oleh Imam Muhammad Al Maalikiy]
2. Mushaf Usmani.
Di zaman Khalifah Utsman bin Affan ra, beliau mengumpulkan para sahabat dari Kalangan Huffadh dan Qurra’, untuk menuliskan Al Qur’an dalam satu kitab. Karena Al Qur’an masih terpisah-pisah, ada yang dihafal, ada yang tertulis di kulit onta, di dinding-dinding rumah, dan ada beberapa sahabat yang telah mengumpulkannya, namun masing masing menulisnya sendiri-sendiri. Maka para sahabat dikumpulkan oleh Utsman bin Affan ra. Mengapa? Agar tak terjadi perbedaan pendapat kelak.
Jazahullah Khair Sayyidina Utsman radhiyallahu ‘anhu Khairuljaza. Atas jasa beliau kita masih mengenal Al Qur’an dan tidak berbeda pendapat dalam keabsahannya, karena disaksikan dengan Jumhur seluruh sahabat, dari seluruh Huffadh, Qurra’, Ulama, kalangan Ahlulbaitirrasul shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam, kalangan Muhajirin, kalangan Anshar, dan lainnya radhiyallahu ‘anhum.
[Lihat kitab Al Itqon fi Ulumil Qur’an juz 1 hal 279-283]
3. Mushaf Ali karomallohu wajhah.
Sebelum Khalifah Utsman ra mengumpulkan seluruh sahabat radhiyallahu ‘anhum, beberapa sahabat sudah ada yang menulis ayat ayat Al Qur’an, termasuk Sayyidina Ali bin Abi Thalib karomallohu wajhah, namun beliau menuliskannya berdasarkan urutan turunnya ayat, ayat pertama adalah Al ‘Alaq 1-5, lalu kemudian Al Muddatsir, lalu Al Qalam, lalu Al Muzammil, lalu Al Lahb, Attakwir, dst.
Namun setelah sahabat dikumpulkan, yaitu di zaman Sayyidina Utsman bin Affan, maka Sayyidina Ali pun menyetujui susunan tersebut dan memusnahkan mushaf yg lain, untuk agar tak terjadi ikhtilaf kelak.
Jazahullah khairul jaza alaihim ajma’iin.. yang sangat menjaga agar tak terjadi perbedaan pendapat pada ummat yang selanjutnya. Betapa luhur murid murid Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam ini, dan mereka manusia manusia termulia dalam Ummat ini.
[Sumber : kitab Al Itqan fi ulumil qur’an juz 1 hal 291]
Tambahan: :
Kitab Al Itqan fii Uluumilqur’an adalah salah satu kitab Induk dan Marja’ bagi para Imam Ahlussunnah waljama’ah dalam permasalahan Al Qur’an. Kitab ini ditulis oleh Al Hafidh Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthi rahimahullah, beliau adalah salah seorang Muhaddtis besar yang terkemuka, dan beliau ini telah hafal lebih dari satu juta hadits Rasul shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam dengan sanad dan hukum matannya, belum lagi keluasan ilmu beliau dalam segala cabang ilmu syari’ah lainnya,. Nafa’anallah bi’ilmihi fiddarain, amiin.